Senin, 30 Juni 2014

ILMU TASAWUF


Menolak Pemahaman Kristen tentang tasaus dengan Pengertian tasauf Menurut Islam

            Pada dasarnya tasaurf menurut istilah dirumuskan dalam bermacam dimensi, ada pendapat yang berpendapat bahwa Tasauf itu adalah keasadaran akan adanya dialog dan komunikasi antara roh manusia dengan sang Pencipta dalam proses mengasingkan diri dan berkontemplasi.  Ada juga yang berpendapat bahwa Tasauf mempunyai tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha agar bersatu dengan Allah.
Al-Junaidi berpendapat bahwa Tasauf berarti bahwa Tuhan menjadikan kamu mati, untuk hidup kembali didalamNya, Sedangkan Abu Yazid Bustami mengatakan jika aku terhapus maka Allah adalah kacaNya dalam aku.  Jadi dari beberapa definisi diatas dapatlah kita ambil beberapa kesimpulan Tasauf secara istilah tidak lain adalah suatu usaha sungguh-sungguh dengan jalan mengasingkan diri dan meninggalkan sesuatu yang bersifat sifat duniawi dan memusatkan diri kepaa Allah senhingga bersatu dengannya.

Sejarah Tasauf
            Orang orientalis sebagian berpendapat bahwa Tasauf berasal dari agama Kristen dengan alasan adanya interaksi antara orang arab dengan nasrani pada masa jahiliyah maupun pada masa islam.  Selanjutnya adanya persamaan dalam segi askuti atau sufi dalam mereka melatih jiwa dan ajaran.  Cukup banyak orang orientalis beranggapan persamaan dikemukakan oleh orang-orang tersebut terlalu berlebihan, tiada pokok dan semu.  Menurut pendapat Ignaz Goldziher mengambil kesimpulan bahwa Tasauf terbagi kedalam dua aliran yaitu Asketisme, seharipun telah terpengaruh kepemdetaan Kristen.  Namun lebih mengakar pada semangat islam dan para ahli sunnah,  yang kedua Tasauf yang cukup lagi dengan ajaran pengenalan (ma’rifah) pendakian batin (Hal) intuisi (Wijdan) daro rasa (Dzaug).
Namun dalam ajaran agama islam, Tasauf merupakan salah satu sifat yang bisa membuat penganut Tasauf ini semakin decant dengan Allah dalam berbagai tarekat yang ditempuh dan dijalani.  Kalau kita melihat bahwa esensial dan ajaran tasauf itu adalah pantaisme suatu ajaran , yang mana Pantaisne merupakan inti atau esensi dari seluruh teori atau seluru dokrin sufi dalam artian pantaisme atau Al-Wahdah atau Al-Wujud (bersatunya kembali manusia dengan Tuhan) yang kedua Emanasi yang merupakan Pancaran dari Tuhan dan terjelmalah Universal (alam semesta) yang serbaneka, yang selanjutnya Monisme merupakan Tuhan menyatu dengan alam
Haluhat atau efesial tasauf  di atas merupakan sangat bertentangan dengan islam, karena ketiga hal di atas itu menurut agama Hindu dan sangat jelas bertentangan dengan ajaran islam.  Disini Maulana Muhammad Ali memberi komentar bahwa : Zat Allah tak terperikan dan Dia diatas segala konsep kebendaan, sehingga tidak bisa diangan-angankan, oleh karena itu berkenaan fundamental Allah di satu pihak dengan alam di pihak lain, sejak awal mula islam telah memberi peringatan kepada umat manusia agar tidak mendiskusiakan tentang substansial zat Allah.  Karena tidak mungkin akal budi manusia memecahkannya, namun sebaliknya berfikir tenanglah tentang segala ciptaan-Nya dan dengan cara itu pula manusia akan sampai kepada pengakuan tentang substansial atau zat Allah. 
            Dalam hal ini Hasan Al-Banna berpendapat bahwa “Zat Allah itu Maha Besar untuk dijangkau oleh ‘akal budi manusia, betapapun tingginya ‘akal budi itu, kekuatan dan kemampuan ‘akal budi itu terbatas, ‘akal budi manusia dapat mengetahui tentang suatu yang bersifat alami, akan tetapi ‘akal budi belum mampu mengetahui kekuatan ‘akal budi itu.  Jadi dalam hal ini untuk bekal pengetahuan bagi keturunan Adam. AS, agar tidak terombang-ambing oleh ketidak pastian dalam menjawab berbgai problema kehidupan, karena pengetahuan mereka yang hanya sedikit dan terbatas. Allah SWT senantiasa memeberikan agama dengan ketentuan syari’atnya untuk menjadikan pedoman melalui Nabi dan Rasul-Nya yang diutus disetiap kurun zaman.  Pengenalan zat Allah dan melaluii sifat-sifat-Nya dan keterangan-keterasngan lain yang ada dalam Al-Qur an dengan cara ini kita akan terbebas dari abstraksi dan spekulasi yang antropotensis (manusia sebagi ukuran kebenaran) untuk menentukan substansial Allah dan terhindar dari anologi yang mempersonifikasikan Allah.
            Dalam pemehaman yang universum, islam memberikan pandangan yang mana universum ini diciptakan oleh Allah dengan cara yang teratur dan tujuan yang benar (Haq) bukan dengan tujuan main-main tanpa tujuan, dengan demikian universum ini mempunyai awal kejadian dan tidak lahir dengan sendirinya.  Masalah alam semesta menurut teori islam mempunyai titik temu dengan teori Big-Bag pada dunia illmiah, dan tiada satu pernyataan baik Al-Qur an maupun ulama dan cendekiawan muslim yang mirip baik secara tersurat maupun tersirat, dengan teori tasauf tentang lahirnya alam semesta melalui emanasi atau Al-Faid.  Denagan demikian teori penciptaan alam secara lebih rinci menurut islam sangat berbeda teori emanasi alam semesta menurut tasauf.  Sekarang sedikit kita melihat teori penciptaan manusia menurut islam, untuk membuktikan betapa jauhnya perbedaan antara teori islam disatu pihak dengan teori tasauf di pihak lain, dalam islam ada dua unsur yang dapat melahirkan organisme (Makhluk hidup) yaitu beda pandapat dan cair, dan kedua beda itu bersifat mati (organis).  Keterangan masalah ini antara lain terdapat dalam ayat Ar-Ruum 19 “ Dia (Allah) mengeluarkan dari hidup yang mati dan mengeluarkan mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi yang sudah matinya, seperti itulah kamu keluar dari kubur”.  Berkenaan dengan ayat ini, Maunice Bacaille menyatakan antara lain : dalam soal asal kehidupan dalam ayat ini tidak menimbulkan keragu-raguan, pengertian ayat itu dapat diartikan bahwa tiap-tiap benda hidup (organisme) diciptakan dari air sebagai bahan bakunya, atau tiap-tiap organisme berasal dari air, kedua pengertian “air” tersebut adalah sesuai dengan ilmu pengetahuan mereka, yang mengatakan bahwa kehidupan itu berasal dari air atau air adalah bahan pertama untuk membentuk sel hidup, tanpa air takkan ada kehidupan.
            Hasil-hasil penyelidikan modern memungkinkan kita berfikir bahwa organisme paling tua adalah terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, telah ditemukan lumat-lumat yang berasal dari lapisan tanah-tanah tertua, yang diketahuai manusia.  Organisme jenis hewan muncul kemudian , hewan-hewan itu juga berasal dari lautan.  Dengan demikian, baik mengenai asal kehidupan pada umumnya atau organisme yang hidup diatas bumi air, yang dikemukakan oleh Al-Quran adalah sesuai dengan ilmu mereka, tidak satupun menapat tempat dalam Al-Quran tentang mitos-mitos yang tersiar pada Al-Quran diwahyukan.  Berbicara masalah ruh, teori monisme, dengan emanasi dan panteisme yang dianut oleh golongan Tasauf  beranggapan bahwa ruh adalah pancaran (Emanasi, Al-Fa’id) dari subtansial Tuhan.  Sehingga ia hidup tanpa badan dan kekal artinya tidak mati, walau badan jasmaniah sudah mati.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar