Assalamu'alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera bagi Sahabat AL-FATA semua semoga Allah SWT selalu bersama kita.!
Ini Tips buat Sahabat AL-FATA semua, Jangan lewatkan yaa.!!!.
MENENANGKAN HATI CARA ISLAMI
Hati adalah salah satu anugerah Allah swt yang tidak ternilai harganya
bagi manusia. Dengan hati, manusia dapat merasakan suka, duka, bahagia,
derita, kecewa, bangga, dan lain-lain. Dengan hati, manusia
dapat meraba persaan orang lain. Dengan hati juga manusia dapat membuat
kehidupan ini penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Hati adalah
keajaiban Sang Pencipta yang senantiasa menuntun manusia pada cahaya,
cahaya kebenaran.
Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk
yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada
suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam
menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan
perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap manusia.
Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10
masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka
cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian
dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi,
Khadijah bintu Khuwailid.
Ya di maklumi saja jika kita sebagai manusia merasakan kegelisahan, gundah gulana, kecemasan ataupun kekhawatiran.
Hati ini, pada dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah swt bersih
dari berbagai macam penyakit. Namun, seiring dengan nafas kehidupan yang
terus berhembus dan kian menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun
mulai terkontaminasi, terkotori, dan akhirnya menjadi tempat
bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya adalah
penyakit gelisah itu tadi.
Gelisah, memang satu penyakit hati yang
sangat berbahaya namun hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh
kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki cara
masing-masing untuk menghilangkan gelisah tersebut. Ada yang
menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar
syariat, namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan
cara-cara yang menyimpang dari syariat. Akibatnya, gelisah mereka
hilang, dosa pun menerkam.
Allah swt telah menciptakan dan
menganugerahkan hati bagi manusia sebagai salah satu perangkat kehidupan
yang sangat vital, yang akan membantu melihat dan mendengar seruan
Allah swt, yang akan membantunya dapat merasakan apa yang tengah
dirasakan oleh orang lain. Namun, kita juga mengetahui bahwa segala
sesuatu itu ada, tiada, terjadi, dan tidak terjadi hanya karena Allah
swt.
Dari sana, kita juga tahu bahwa Allah swt-lah yang telah
menciptakan penyakit, dan Allah swt-lah yang memiliki penawarnya. Dan
satu-satunya penawar yang paling efektif dan tidak bertentangan dengan
syariat Islam untuk menangkal atau mengobati penyakit gelisah adalah
dengan cara selalu mengingat Allah swt, sebagaimana telah dikatakan
dengan jelas oleh Allah swt di dalam Al Quran, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Dalam keseharian semua
orang membutuhkan katenangan hati, dan untuk mendapatkan ketenangan hati
bukanlah hal yang mustahil. Allah SWT mengajarkan kepada kita langkah
nyata mendapatkan ketenangan hati, yaitu dengan berdzikir, ingatlah,
dengan dzikir mengingat Allah hati akan tentram. Sebaliknya, ketika kita
jarang ingat kepada Allah,
hati akan kering dan gersang.
Di
artikel ini, sedikit akan di dipaparkan bagaimana Cara Islami untuk
Menenangkan Hati kita yang sedang dalam keadaan gelisah sesuai Syari’at
Islam tentunya. Di antaranya adalah :
- Sabar
Hal pertama
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada
henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena
dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap
masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal
pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi. Ujian yang Tuhan berikan
kepada kita itu sebenarnya untuk menguji keimanan kita. Jika kita sabar
melewai cobaan dan ujian akan meningkatlah level iman kita. Bukankan
Allah itu menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Jika
ujian itu datang padanya, berarti Allah yakin kita bisa melewatinya.
Allah saja yakin, masa kita Ngga sih…
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah
pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan
mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah
sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim
minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
Ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan
meringankan beban berat yang kita derita. Kalo kita curhat sama teman,
mukin malah akan membuka aib kita sendiri malah kan????.....
Mungkin di antara kalian ada yang lebih milih curhat ma temen. Syukur
temen kita bisa bisa dipercaya dan gak menyebar luaskan masalah kita,
lha kalo temen kita ember alias gak bisa jaga rahasia, yang ada malah
menambah masalah karna aib kita di umbar-umbar. Udah deh…… curhaynta
sama Sang Pencipta aja.
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk
yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan
kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat
yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam
ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau
lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya
Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah
membantu kita untuk mengatasi rasa galau yang sedang kita rasa. Karena
dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban
yang ada dalam diri kita menjadi terobati karena adanya sikap bahwa
segala yang maslah yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih
baik dan jalan keluar yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Akan
selalu ada jalan jika kita percaya kalo Allah swt akan menoong kita.
Intinya, kita haarus selalu berfikir positif sama Allah, jangan pernah
suudzhon sama Sang pencipta. Ini sejalan dengan firman Allah swta dalam
ayat berikut;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs
Al-Insyirah 5-6).
Ini janji Allah di dalam Al-Qur’an. Akan selallu ada kemudahan di setiap kesulitan. Masih ragu juga sama janji Allah.?
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Ini yang paling penting. Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala
dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif
bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah
segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih
tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan
dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja
yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan
ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya
dengan mengingat-Nya.
Satu hal yang harus diingat adalah, untuk
dapat selalu mengingat Allah swt dan berhasil menghapus atau menangkal
rasa gelisah, dzikir tidak hanya dilakukan sebatas ucapan lisan dan atau
hati saja. Dzikir kepada Allah swt merupakan rangkaian aktivitas yang
melibatkan segenap hati, lisan, dan juga perbuatan. Tanpa bersatunya
ketiga aspek tersebut, maka sulit pula atau bahkan tidak mungkin bagi
hati kita untuk bersatu dengan Allah swt.
5. Sholat
Sholat yang merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim juga
merupakan salah satu sarana penangkal dan penawar berbagai macam
penyakit hati yang bersarang di dalam dada manusia. Jelas saja, sholat
merupakan ibadah yang totalitas hanya mengingat kepada Allah swt, yang
secara total juga hanya diisi dengan kalimat-kalimat dzikrullah,
ayat-ayat Allah swt.
Allah berfirman :
“Allah telah
menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az
Zumar : 23)
Sholat merupakan aktivitas komunikasi langsung
dengan Allah swt, Zat yang menggenggam dan menguasai segala hati, yang
menciptakan penyakit dan yang menyembuhkannya tanpa rasa sakit. Jika
seseorang telah terhubung dan berkomunikasi dengan Allah swt secara
langsung dalam sholat yang khusyuk, maka mustahil baginya terserang
penyakit gelisah. Karena gelisah menyerang hati, dan Allah swt-lah yang
menggenggam dan menguasai segala hati.
Bersabar, mengadu kepada
Allah, berpikir positif, Dzikrullah, dan sholat adalah solusi segala
persoalan, termasuk masalah penyakit hati termasuk rasa gelisa, resah,
gundah, gulana, galau ato papun itu.
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi
tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang
lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan
rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali
yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang
faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang
yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif,
mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan
kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu,
Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Semoga bermanfaat bagi sahabat Al-Fata. dan jangan lupa berbagi kepada Sahabat AL-FATA semua.
