Kerinduan Murid kepada Gurunya takkan mampu mengukir lewat lisan dan tulisan namun akan tergambar seberapa besarnya kerinduan kala Guru tidak sedang bersama muridnya disaat air mata jatuh terurai dan mulut pun terhenti seakan terkunci tak bisa menggerakkan bibir untuk mengungkapkan kata-kata.
Malam Acara Perpisahan Dayah Fauzul Fata yang tepatnya Pada malam Jum'at, 11/06/2015 lalu mengisahkan kisah kesedihan yang mendalam dalam tawa riang gembira yang ria, Malam itu Sebagian santri meluapkan kata-katanya dengan Qasidah yang penuh makna.
Qasidah yang khusus dikarang dengan dirinya sendiri mampu menertawakan Semua Santriwan dan Santriwati. Ada juga Santri yang mengarang Qasidah kesedihan akan kerinduan sang ABI dan untaian kata doa kepada ABI agar Sehat selalu dan mampu melaksanakan kewajiban dalam ibadah Khalud di Dayah Ruhul Fata Seulimuem.
Lantunan irama yang indah mampu membuat aura wajah para santri benar-benar merasa rindu akan ABI yang biasanya di acara perpisahan selalu ada nasehat dari ABI, namun Nyanyian Qasidah dari Santri tidak membuat para santri berlinang air mata.
Ketika Acara Nasehat da Peresmian Libur oleh Tgk. Marzuki Bin Tgk. Mansur Bendahara Umum Dayah Fauzul Fata naik ke mimbar suasana agak sedikit tegang dan hening, sepatah kata demi sepatah kata Guree Ki (BENDUM) berucap Puji san syukur kepada Allah SWT, Shalawat kepada Rasulullah SAW, kepada AL, Sahabat Nabi, para Ulama dan tibalah kata Ta'dhim kemuliaan kepada ABI selaku Pimpinan san Ayah Rohani kita bersama.
Ketika lafad "Yang Kamoe Muliakan AL-Mukarram ABI........." disitulah Guree Ki terdiam, ternyata Guree Ki sudah berlinang AIR MATA, tangannya gemetar, badannya terasa lemah, mulutnya seolah-olah sudah terkunci, suasana pun berubah keheningan dan terdengar gregesan suara tangisan dari Santriwati, memang para santriwati sangat peka dengan hati yang lemah dan mudah sedih akhirnya menangis.
Kemudian Guree Ki mampu melanjutkan nasehat tanpa menguraikan lebar panjang, Guree Ki lansung tentukan Point maksud Acara, nasehat pun berjalan dengan seksama. Tiba-tiba ...... terhenti suara dalam keheningan, ternyata Guree Ki Mengucapkan nama ABI san lansung Berlinang AIR MATA, kali ini air mata berjatuhan membasahi pipi, dan semua santri bahkan semua dewan guru lansung menangis.
Santriwati yang kelihatan tak mampu membendung tangisan seakan membludak dengan kencang, hati yang rindu benar-benar rindu kepada ABI yang sedang menjalani Ibadah Khalud.
Guree Ki tak mampu lagi melanjutkan Nasehatnya dan tanpa ada kata2 yang lain Guree Ki pun menutup Pidatonya. Kemudian Sekretaris Jendral mengambil mikrofon untuk melanjutkan sedikit yang belum di sampaikan Guree Ki, yaitu tentang resmi libur dan aktif pengajian kembali sesudah lebaran, tepatnya di hari ke 10 'idul fitri..
Wassalam ttd. Tgk. TB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar