Santri Dayah Fauzul Fata melaksanakan Shalat Gerhana Bulan secara berjama'ah setelah Shalat Maghrib yang menjadi Imam adalah Pimpinan Dayah dan di ikuti oleh seluruh Dewan Guru.
Sesudah shalat Gerhana Imam lansung berdiri dan membaca khutbah, 2 (dua) rukun Khutbah merupakan keterikatan dengan Shalat Gerhana.
Dalam Khutbah Abi Pimpinan Dayah menerangkan yang bahwa Gerhana itu bukan suatu mala petaka atau bala melaikan salah satu Kekuasaan (Qudrah) Allah yang menjadi bukti bahwa Allah maha Kuasa. Kemudian Abi melanjutkan dengan petikan isi Hadist yang menjadi Nasehat dan Hukum Sunat bila kita melakukan pada ketika Gerhana tiba.
Rasulullah menganjurkan kepada Ummat untuk bersedeqah karena dengan bersedeqah kelak diyaumil akhirat akan mendapat Payung untuk menutupi dari teriknya matahai, dan Rasulullah juga menganjurkan untuk bertaubat Nasuha.
Taubat Nasuha ini merupakan taubat yang sebenarnya taubat yang tidak kembali lagi kepada maksiat, bila seseorang benar-benar melaksanakan Taubat Nasuha maka akan dianggap taubatnya Nasuha dia tidak akan pernah bercita-cita kembali kepada mengerjakan Maksiat kepada Allah SWT.
Dan juga dia harus menyesali segala perbuatan yang pernah dia lakukan sebelumnya, bila dausanya berkaitan dengan manusia maka dia diwajibkan melunasinya dan meminta maaf kepada orang yang pernah bersangkutan dengan dia. Dan menangislah ketika menyesali segala perbuatan dihadapan Allah SWT.
Dengan Taubat Nasuha maka seakan terlahir kembali laksana kertas putih yang tidak pernah tercoret titik hitam. Hanya sebentar saja kesaksia Gerhana Kuasa Allah yang dapat kita jumpa maka lakukanlah sesuai Perintah Allah dan Rasul.
Bertaubatlah kita kepada Allah SWT, sebaik-baik manusia adalah manusia yang selalu bertaubat kita manusia itu sudah melakukan kesalahan dan ke khilafan kepada Allah SWT.
Semoga senantiasa Allah mengampuni kesalahan yang pernah kita lakukan dan layaknya Allah menempatkan kita kepada sebaik-baik tempat. Aamiin.
