Selasa, 01 Mei 2018

Peristiwa Peristiwa Besar dalam Perjuangan Nabi Muhammad SAW


Kisah Nabi Muhammad Dan Pengikutnya Hijrah

Dunia Nabi ~ Ka’bah merupakan pusat kegiatan masyarakat jahiliyah Arab. Hal ini terjadi karena Ka’bah terdapat berhala-berhala. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku datang ke Ka’bah untuk menjalankan ritual dan tradisi keagamaannya. Pada saat itulah, Nabi Muhammad berdakwah kepada mereka agar memeluk agama Islam. Di antara mereka yang tertarik memeluk agama Islam adalah orang-orang dari Yatsrib (Madinah).


Orang-orang Yatsrib menemui Nabi Muhammad di Bukit Aqabah secara diam-diam. Setelah memeluk agama Islam, mereka berjanji setia akan melindungi Islam, Nabi Muhammad, dan orang-orang Islam di Mekkah. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Baiat Aqabah yang pertama. 

Pada tahun berikutnya, orang-orang Yatsrib datang lagi ke Bukit Aqabah dalam jumlah yang lebih banyak. Mereka memeluk agama Islam dan berjanji setia akan melindungi Nabi Muhammad dan ajarannya. Ketika itu, mereka mengundang Nabi Muhammad dan umat Islam di Mekkah untuk tingga di Yatsrib. Nabi Muhammad pun memutuskan agar ia dan pengikutnya berhijrah ke Yatsrib. 

Ketika mengetahui Nabi Muhammad dan pengikutnya hendak berhijrah, kaum Quraisy berusaha menghalanginya. Namun, Nabi Muhammad dan umat Islam di Mekkah telah bertekad untuk hijrah ke Yatsrib. 

Mereka berhijrah ke Yatsrib secara bertahap. Akhirnya selama sekitar dua bulan, Nabi Muhammad dan umat Islam Mekkah sampai di Yatsrib. Umat Islam dari Madinah (kaum Muhajirin) disambut dengan suka cita oleh penduduk Yatsrib (kaum Anshar) yang hampir semuanya telah memeluk agama Islam. Kota Yatsrib kemudian dikenal dengan nama Madinah Al-Munawwarah yang artinya ‘Kota yang bercahaya’. 

Di Madinah, Islam telah berkembang pesat. Umat Islam dapat beribadah dengan tenang. Di Madinah juga terbentuk pemerintahan Islam di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw.


Kisah Nabi Muhammad Seorang Yatim Piatu

Dunia Nabi ~ Nabi Muhammad saw ialah Nabi akhir zaman sebab sesudah beliau tidak ada lagi orang yang diutus Allah swt sebagai Nabi.

Ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Abdullah meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib (Madinah). Ketika itu, Nabi Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Abdullah meninggalkan harta berupa lima ekor unta, sekawanan biri-biri, dan seorang budak perempuan yang bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi Muhammad saw. 

Ketika Nabi Muhammad berumur enam tahun, ibunya mengajak Nabi Muhammad pergi ke Yatsrib (Madinah). Mereka bermaksud untuk menziarahi makam Abdullah (Ayahnya) dan mengunjungi saudaranya yang tinggal di sana. 

Setelah sebulan lamanya mereka tinggal di Madinah, akhirnya mereka kembali ke Mekkah. Nabi Muhammad saw telah mengetahui pusara ayahnya dan berkenalan dengan sanak keluarganya. 

Namun, di tengah perjalanan pulang menuju Mekkah, tepatnya di daerah Abwa’ ibu beliau jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, kemudian dikuburkan disana. Setelah ibunya meninggal, Nabi Muhammad saw diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Pada masa itulah, Nabi Muhammad diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Kota Mekkah. Nabi Muhammad juga pernah menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam. 

Nabi Muhammad saw tumbuh menjadi orang yang meyakini keesaan Allah swt. Beliau hidup sederhana dan tidak berlaku sombong. Beliau juga menjauhi kebiasaan-kebiasaan buruk di kalangan bangsa Arab seperti berjudi dan minum-minuman keras serta menyembah berhala. Masyarakat di sekitarnya mengenal beliau sebagai Ash-Shadiq (orang yang benar) dan Al-Amin (orang yang terpercaya).


Kisah Nabi Muhammad Dan Ajarannya

Dunia Nabi ~ Muhammad atau Mohammad atau Mohammed adalah pembawa ajaran Islam. Nabi Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 570 Masehi di Mekkah.

Dalam Bahasa Arab, ‘Muhammad’ memiliki arti ‘dia yang terpuji’. Nabi Muhammad biasa dipanggil dengan gelar Rasulullah dan menambahkan kalimat ‘Sallallahu alaihi wassalam’ yang artinya ‘Semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya’. 

Muhammad diyakini sebagai Nabi yang utama dan terakhir dalam ajaran Islam. Pengakuan terhadap kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk menjadi muslim. Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad diposisikan sebagai Nabi penutup dari rangkaian para Nabi-Nabi sebelumnya. Jadi, Nabi Muhammad bukanlah pembawa ajaran baru. 

Sekalipun Nabi Muhammad seorang Nabi, tetapi dalam pandangan Islam, Nabi Muhammad adalah seorang manusia biasa. Meskipun demikian, setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupan Nabi Muhammad dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang Muslim. Oleh karena itu, ajaran Islam mengenal istilah Hadits. Hadits adalah kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits memberi sumber hukum kedua dalam agama Islam setelah Al-Quran.

Islam artinya ‘berserah diri kepada Tuhan’. Islam adalah agama yang meyakini satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama Samawi, yaitu agama-agama yang dipercaya oleh pengikutnya diturunkan dari langit dan juga termasuk golongan agama Ibrahim. 

Orang-orang yang beragama Islam atau mengikuti ajaran Islam disebut Muslim, lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimah bagi perempuan. Ajaran Islam merupakan penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi sebelumnya. 

Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam. Al-Quran adalah firman-firman Allah yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Umat Islam sama sekali tidak meragukan hal itu. Oleh karena itu, umat Islam menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya. 

Umat Islam juga diajarkan untuk meyakini kitab Suci sebelum Al-Quran, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Namun, umat Islam juga percaya bahwa kitab-kitab suci selain Al-Quran telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang benar-benar asli.

Kisah Kehancuran Pasukan Bergajah

Dunia Nabi ~ Beberapa waktu sebelum Nabi Muhammad saw lahir terjadi peristiwa yang sangat dikenang oleh kaum Quraisy. Peristiwa tersebut adalah kehancuran pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah.

Abrahah adalah seorang raja di daerah Yaman. Dia melihat orang-orang Arab berdatangan ke Ka’bah di Kota Mekkah. Dia merasa iri hati melihat keberkahan yang terjadi di Mekkah. Oleh karena itu, dia membangun sebuah gereja di Kota Sana’a.

Abrahah membangun gereja yang sangat indah. Gereja tersebut dibangun dengan seni arsitektur yang sagat tinggi. Di setiap sudutnya terdapat batu permata yang berkilauan. Dia bertekad ingin memindahkan orang-orang Arab ke gereja itu, bukan ke Ka’bah lagi. 

Melihat hal tersebut, orang-orang Arab Adnaniyah dan Qahtaniyah sangat membencinya. Kaum Quraisy pun sangat marah. Kemudian, salah seorang Quraisy datang ke gereja tersebut pada malam hari. Dia membuat kerusuhan di dalamnya. Bahkan dia berani membakarnya. Pada saat itu, angin bertiup sangat kencang sehingga menghanguskan seluruh bangunan gereja .

Mengetahui gerejanya telah terbakar, Abrahah sangat marah. Apalagi yang membakarnya adalah orang Quraisy. Abrahah bersumpah akan menghancurkan Ka’bah di Mekkah. Kemudian, Abrahah menyiapkan pasukan yang sangat banyak. 

Setiap pasukan menunggangi seekor gajah yang sangat besar yang bernama Mamut. Pasukan bergajah akhirnya bergerak menuju kota Mekkah. 

Orang-orang Arab bertekad untuk mempertahankan Ka’bah. Salah seorang pemuda Quraisy, Dzu Nafar, menghadang pasukan bergajah. Namun, ia dengan mudah dikalahkan dan ditawan oleh Abrahah. Begitu pula, Nufail bin Habib Al-Khatsami. Dia bersama dengan teman-temannya berusaha menghadang pasukan bergajah. Namun, ia pun dapat dikalahkan. 

Pasukan bergajah terus bergerak sampai ke Kota Al-Mughommas, yaitu suatu tempat yang sangat dekat dengan Mekkah. Di tempat tersebut, Abrahah dan pasukannya turun dari gajah. Mereka merampas harta kekayaan kaum Quraisy. Di antara harta rampasan tersebut adalah 200 ekor unta milik Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad saw. Abrahah mengutus Hanathah Al-Himyari agar menangkap orang Quraisy yang paling terhormat untuk menghadap kepadanya. 

Hanathah datang kepada Abdul Muthalib. Dia mengajak Abdul Muthalib untuk menghadap Abrahah. Sesampainya di hadapan Abrahah, Abrahah menghormatinya dan turun dari kursinya. Kemudian dia duduk bersama dengan Abdul Muthalib di atas permadani. Abdul Muthalib berkata, “Aku datang ke sini hanya ingin mengutarakan maksudku. Aku ingin engkau mengembalikan 200 ekor unta milikku.
Abrahah berkata, “Aku sangat heran denganmu. Kamu ke sini hanya untuk membicarakan unta milikku. Kamu tidak menyinggung sedikit pun tentang bangunan yang merupakan simbol agama kamu dan peninggalan nenenk moyangmu. 

Padahal aku ke sini ingin menghancurkannya.” Abdul Muthalib menjawab, “Sesungguhnya aku adalah pemilik unta-unta tersebut. Sedangkan bangunan itu ada yang memilikinya. Dia sendiri yang akan mempertahankannya.” Abrahah dengan sombong berkata, “Dia tidak akan sanggup menghalangiku.” Abdul Muthalib membalas, “Silakan, kamu akan berurusan dengan-Nya.”

Kemudian, Abrahah mengembalikan unta-unta milik Abdul Muthalib. Abdul Muthalib menemui kaum Quraisy dan menyuruh mereka berlindung di puncak gunung. Dia khawatir kaumnya akan diserang oleh pasukan bergajah. Abdul Muthalib memegang pintu Ka’bah. Dia berkata, “Tidak ada kesedihan. Sesungguhnya setiap orang telah mempertahankan miliknya. 

Oleh karena itu, pertahankanlah milik-Mu. Kekuatan dan tipu daya mereka tidak akan dapat mengalahkan tipu daya-Mu.” 

Pada saat Abrahah menyiapkan gajahnya dan mengarahkannya menuju Ka’bah, datanglah Nufail bin Habib. Dia berdiri di samping gajah sambil berbisik, “Berhentilah hai Mamut! Kembalilah ke tempat asalmu. Sekarang kamu berada di tanah Allah swt yang diharamkan untukmu.” Tidak lama kemudian, gajah itu pun berhenti dan duduk. Nufail pun meninggalkan tempat itu untuk bergabung dengan kaum Quraisy yang telah bersembunyi di balik gunung. 

Pasukan Abrahah memukul gajah itu agar berdiri. Namun, gajah-gajah itu tidak mau berdiri. Jika mereka mengarahkan gajah itu ke arah selain Ka’bah, gajah itu mau pergi. Namun, jika diarahkan ke Ka’bah, gajah itu kembali berhenti sambil mengeluarkan suara yang keras. Melihat kejadian tersebut, Abrahah menaiki punggung gajah. Dia membentak dan memukul gajah itu untuk memaksanya masuk ke tanah haram. Abdul Muthalib dan kaum Quraisy lainnya melihat semua kejadian yang aneh tersebut. Mereka sangat heran melihat tingkah laku gajah-gajah itu. 

Pada saat itulah, Allah swt mengirimkan sekawanan burung ababil yang sangat banyak. Setiap burung membawa tiga buah batu yang berasal dari neraka. Dua batu diletakkan di kedua kakinya, sedangkan satu batu di paruhnya. Burung-burung itu datang tepat di atas pasukan bergajah. 

Kemudian burung-burung itu melemparkan batu-batu itu. Pada saat itu, tidak ada satu buah batu pun yang menimpa kepala seseorang melainkan batu itu akan keluar melalui duburnya. Tidak ada satu buah batu pun yang menimpa tubuh seseorang melainkan batu itu akan keluar melalui sisi sebelahnya. Di antara pasukan bergajah itu ada yang langsung mati dan ada juga yang dagingnya jatuh sepotong-sepotong. Mereka lari tunggang langgang karena sangat ketakutan. 

Abrahah, sang pemimpin pasukan, mengalami luka yang sangat parah. Daging dan anggota tubuhnya jatuh sepotong-sepotong. Bahkan jari jemarinya terlepas. Dia berhasil meninggalkan tempat itu hingga ke negerinya. Namun akhirnya, dia tewas setelah menceritakan kejadian hebat itu kepada kaumnya. Orang-orang Quraisy mendapatkan harta rampasan perang yang sangat berlimpah. Bahkan Abdul Muthalib mendapat emas sebanyak satu lubang besar. Demikianlah azab yang menimpa pasukan bergajah karena mereka ingin menghancurkan rumah Allah swt. Namun, Allah swt melindungi rumah-Nya dengan kekuasaan yang tanpa batas.