Selain memiliki kecerdikan, Abu Nawas juga dikenal memiliki kejujuran yang sangat besar. Adalah kaum jin yang masih penasaran dan belum percaya akan kejujuran Abu Nawas. Salah satu jin kemudian ingin menguji Abu Nawas.
Suatu hari Abu Nawas pergi ke hutan untuk menebang pohon yang kemudian akan dijual untuk biaya kebutuhan keluarganya. Seperti biasanya ia membawa sebuah kapak tua kesayangannya yang akan digunakan untuk menebang. Karena tidak hati-hati ketika bekerja, kapaknya tersebut terlepas dari tangannya lalu terjatuh entah dimana. Abu Nawas pun segera mencari-cari namun tidak kunjung menemukannya. Ia pun duduk duk merenung dengan perasaan sedih. Karena hanya memiliki satu kapak, ia pun merasa sangat sedih karena tidak bisa melanjutkan pekerjaannya.
Dalam perasaan yang sangat sedih itu, tiba-tiba datanglah jin yang menyamar menjadi seorang laki-laki berbaju putih. Jin itu datang dan menggoda Abu Nawas yang kondisinya mulai labil.
"Hai Abu Nawas, kenapa kamu terlihat sedih sekali?" Tanya jin.
"Iya pak,,, Kapak ku telah jatuh ke jurang, jadiaku tidak dapat melanjutkan pekerjaanku lagi. Padahal itu adalah satu-satunya kapak yang aku miliki." Jawab Abu Nawas sedih.
"Oh begitu, saya akan bantu untuk mencarikannya untukmu." Kata jin.
Sang jin pun mencari-cari kesana sini sekitar tempat Abu Nawas menebang pohon tadi. Pada waktu itulah kesempatan jin untuk menguji Abu Nawas. Terbersit di benak jin untuk memberikan kapak yang lain yang terbuat dari emas, jin itu ingin mengetahui apa reaksi Abu Nawas nantinya.
"Wahai Abu Nawas, apakah ini kapakmu?" Tanya jin sambil menunjukkan kapaknya.
"Bukan, kapak saya jelek." Jawab Abu Nawas.
Sesaat kemudian jin kembali mencari-cari, dan selanjutnya kembali menunjukkan kapak kedua yang terbuat dari perak kepada Abu Nawas.
"Bukan, itu bukan kapak saya." Jawab Abu Nawas menolak.
Jin itu pun mulai salut atas sikap Abu Nawas yang jujur. Jin itu berkata,
"Hai Abu Nawas, kenapa kamu ini begitu jujur, kapak yang lebih bagus dari kepunyaan mu?" Tanya jin.
"Pak, sesungguhnya aku sangat bersyukur atas apa yang aku miliki. Aku tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bukan hakku. Bagiku, kapak yang jelek itu adalah milikku. Dengan kapak itulah aku bisa bekerja secara halal dan mendapatkan kayu untuk aku jual." Jelas Abu Nawas.
"Rasa syukur?" Tanya jin heran.
"Ya, karena rasa syukur itulah yang membuatku tidak mau mengambil barang yang bukan menjadi hakku." Tegas Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas, sesungguhnya kedua kapak emas dan perak ini adalah milik ku, tapi karena engkau telah menunjukkan kejujuran mu yang besar kepadaku, maka ketiga kapak ini aku berikan kepadamu." Kata jin sambil memberikan kedua kapak beserta kapak Abu nawas yang telah hilang tadi.
Abu Nawas sangat senang dan kembali bersyukur atas rezeki yang telah diterimanya. Jin itu pun pamit pegi meninggalkan Abu Nawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar