Berdakwah Dengan Segala bentuk dan cara, termasuk memberi taushiyah, adalah salah satu aktivitas ibadah yang sangat mulia. Ia merupakan profesi warisan para Nabi utusan Allah.
Hal ini secara tegas dipaparkan dalam Al-Qur'an :
Yang Artinya:
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Surah : Fushshilat. Ayat 33).
Berkat dakwah, orang yang tidak mengerti bisa tahu, orang yang lupa menjadi teringatkan, orang yang bertanya-tanya dapat memperoleh jawaban. Dalam berdakwah , seorang mubaligh mengulas berbagai macam masalah umat, memberikan penjelasan dari masalah yang sedang terjadi, mengajak kepada kebaikan, serta mengingatkan agar tidak terjebak dalam keburukan, memaparkan suatu kisah penuh hikmah, atau fenomena aktual kehidupan, serta mengajak orang untuk senantiasa berpikir dan berpandangan positif.
Dengan demikian, setiap orang dapat mengiuatkan kembali keimanannya, mau memperbaiki kekurangannya, menyesali serta bertaubat dari segala kemaksiatan yang telah dilakukannya, mengetahui kembali arah jalan yang lurus dalam kehidupan, orang yang lalai menjadi tersadar kembali, dan berusaha melepaskan diri dari belunggu hawa nafsu. Sehingga jiwa pun menjadi bersih, hati menjadi lembut dan tenang, ajaran agama dapat ditunaikan dengan baik, dan dakwah pun dapat tersebar luas. Pada gilirannya, umat ini dengan izin Allah akan mampu membangun kembali peradabannya yang sementara ini tenggelam oleh kesalahan mereka sendiri.
Namun yang perlu diperhatikan, berdakwah tidak cukup dengan hanya bermodal pengalaman dan bekal keilmuan yang cukup. Walaupun keduanya tidak dipungkiri peranannya dalam menentukan keberhasilan dakwah. Keberhasila dakwah tidak cukup sekadar diukur dengan keberhasilan seorang Dai dalam membuat audiennya ketawa-ketiwi atau terpukaunya para pendengar, pembaca, karena kalau hal tersebut yang menjadi ukuran dan target, tentu pemain Srimulat atau pelawak jauh lebih berhasil.
Namun, keberhasilan berdakwah hanyalah kita ukur kepada pendengar, pembaca, dan yang menjadi audiennya, bila mereka sudah menerapkan isi dakwah dan memahami betul, serta melakukan amal kepada Allah maka sudah bisa diukur cukup berhasil.
Mari Sahabatku yang dirahmati Allah, kita terus menerus berdakwah dan mengharap ridha dan pahala semoga dengan amal kebaikan kita, Allah akan menempatkan kita dalam Syurga-Nya.
Aamiin