fauzulfata.com/Dayah Fauzul fata
Pada kesempatan kali ini kita akan mengupas masalah Iman, Islam, dan Ihsan.
Umar ra. Berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang bepakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorang pun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk dihadapan Rasulullah dan menyandarkan lutut-nya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata, "Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam?. Rasulullah menjawab, "Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya". Orang itu berkata, "Engkau benar", kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Iman?". Rasulullah menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk," Orang tadi berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." Selanjutnya orang itu berkata lagi, " Berithukan kepadaku tentang tanda-tanda kiamat" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan putrinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu? "Saya menjawab," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu".
(Imam Muslim).
Penjelasan :
Hadist ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan bathiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari'at dan menjadi sumbernya. oleh sebab itu hadits ini menjadi induk ilmu sunnah, sebagaimana al-Fatihah yang disebut ummul qur'an (induk qur'an) karena mencakup semua makna-makna Al-Qur'an.
Hadits ini menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika kepada ulama, orang terhormat karena Jibril datang untuk mengjarakan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.
Kalimat "Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha belia, lalu ia berkata : Wahai Muhammad ... " adalah riwayat yang masyhur. Nasa'i meriwayatkan dengan kalimat : "Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya Rasulullah..." Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.
Dari hadits ini dipahami bahwa Islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syari'at. Namun tekadang, dalam pengertian syari'at, kata Islam dipakai dengan makna Iman dan sebaliknya.
Kalimat, "Kami heran, dia bertanya tetapi dia sendiri yang membenarkannya" mereka para sahabat Rasulullah menjadi heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya bahkan membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.
Kalimat, " Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya dan kepada kitab-Nya ..." Iman kepada Allah yaitu mengakui bahwa Allah itu ada dan mempunyai sifat-sifat Agung serta sempurna, bersih dari sifat kekurangan,. Dia tunggal, benar, memahami segala kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada setara dengan Dia, pencipta segala makhluk, bertindak sesuai kehendak-Nya dan melakukan segala kekuasaan-Nya sesuai dangan keinginan-Nya.
Iman kepada Malaikat, maksudnya mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak mendahului sebelum ada perintah, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
Iman kepada Para Rasul Allah, maksudnya bahwa mereka jujur dalam menyampaikan segala keterangan yang diterima dari Allah dan mereka diberi mukjizat yang mengukuhkan kebenarannya, menyampaikan semua ajaran yang diterimanya, menjelaskan kepada orang-orang mukallaf apa-apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Para Rasul Allah wajib dimuliakan dan tidak boleh dibeda-bedakan.
Iman kepada hari Akhir, maksudnya mengaku adanya kiamat, termasuk hidup setelah mati, berkumpul dipadang masyar, adanya perhitungan dan timbangan amal, menempuh jembatan antara Surga dan Neraka, serta adanya Surga dan Neraka, dan juga mengakui hal-hal lain yang tersebut dalam Qur,an dan Hadits Rasulullah.
